Penulis: Moch. Ismar
Penyunting: Abdul Wahab Dai
WAJO-Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berupa kerajinan dan produksi Songkok Rêccak (ᨔᨚᨃᨚ ᨑᨛᨌ) digelar 28 November 2023 ini oleh Pemerintah Desa Sanreseng Ade, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dengan peserta dari kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sanreseng Ade.
Songkok Rêccak adalah sebutan khas yang hidup dalam kelompok kebudayaan Bugis di mana di Kabupaten Wajo hanya diproduksi di Kecamatan Bola tepatnya di Kelurahan Solo, Lingkungan Jangkali.
Berbatasan dengan Kelurahan Solo, Pemerintah Desa Sanreseng Ade melaksanakan pelatihan tersebut sebagai wujud kepedulian untuk melestarikan dan mengembangkan Songkok Rêccak di Kecamatan Bola.
Anggaran pelatihan berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) 2023 Desa Sanreseng Ade. Pelatihan ini berlangsung di Aula Kantor Fesa Sanreseng Ade. Diharapkan pelatihan ini dapat memberdayakan kelompok PKK dan pemuda untuk meningkatkan pendapatan sekaligus melestarikan ikon Songkok Rêccak di Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo.
Tercatat pelatih atau narasumber utama adalah Samsu Alam dari Kelurahan Solo yang merupakan perintis usaha pembuatan Songkok Rêccak di Kecamatan Bola.
Samsu Alam dikenal sebagai penyuplai Songkok Rêccak bagi pedagang-pedagang di Pasar Sentral Sengkang dan Pasar Sentral Makassar.
Materi pelatihan diawali tentang proses mendapatkan bahan baku dan dilanjutkan dengan cara dan proses pembuatan Songkok Rêccak.
Bahan baku songkok diambil dari Bone. Moch. Ismar selaku Pendamping Lokal Desa (PLD) Sanreseng Ade mendorong pengembangan kader PKK dan Karang Taruna Desa untuk terlibat langsung dalam produksi Songkok Rêccak ini di Desa Sanreseng Ade yang berpotensi melahirkan pelaku-pelaku baru UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Dikutip dari situs web Disbudpar Sulsel, Songkok To Bone (ᨔᨚᨃᨚ ᨈᨚᨅᨚᨊᨙ) atau Songkok Rêccak terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis : dirêccak-rêccak) hingga yang tersisa hanya seratnya.
Serat ini, lanjut situs itu, biasanya berwarna putih, akan tetapi setelah dua atau tiga jam kemudian warnanya berubah menjadi kecoklat-coklatan.
Untuk mengubahnya menjadi hitam maka serat tersebut direndam dalam lumpur selama beberapa hari. Jadi serat yang berwarna hitam itu bukanlah karena sengaja diberi pewarna sehingga menjadi hitam.
Serat tersebut ada yang halus ada yang kasar, sehingga untuk membuat Songkok Rêccak yang halus maka serat halus lah yang diambil dan sebaliknya serat yang kasar hasilnya agak kasar pula, tergantung pesanan. Demikian situs web Disbudpar Sulsel.
Sumber Foto: Moch. Ismar