Maros – Pemilihan Bupati Maros 2024 yang akan diikuti oleh
pasangan calon tunggal, Chaidir Syam - Muetazim Mansyur, kini menghadapi
tantangan dari gerakan "kotak kosong" yang didukung oleh masyarakat di seluruh kecamatan. Gerakan ini muncul sebagai bentuk aspirasi murni yang menolak calon
tunggal, dengan harapan menghadirkan lebih banyak pilihan dalam Pilbup Maros di 2025 mendatang.
H. Haerul, tokoh penggerak gerakan ini, menjelaskan bahwa gerakan kotak kosong adalah upaya masyarakat untuk memperjuangkan demokrasi yang lebih inklusif.
"Gerakan ini lahir dari keinginan masyarakat Maros
untuk memiliki pilihan lain. Kami tidak ingin dipaksa memilih satu pasangan
calon saja," ujar H. Haerul pada Rabu (10/10/2024).
Haerul menegaskan bahwa gerakan ini bebas dari agenda politik dan merupakan aspirasi murni masyarakat.
"Kami tidak terlibat
dengan partai politik atau kelompok kepentingan. Ini adalah suara masyarakat
yang menginginkan pilihan yang lebih beragam," tambahnya.
Menurut Haerul, gerakan kotak kosong semakin mendapatkan
dukungan luas dari berbagai kecamatan di Maros. Mereka juga berencana membentuk
tim relawan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mendukung kotak
kosong dalam Pilbup Maros 2024, yang akan digelar pada 27 November.
Haerul kembali menegaskan bahwa gerakan ini tidak bertujuan menjatuhkan pasangan calon, melainkan memberi masyarakat kesempatan untuk memilih dengan bebas.
"Kami ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk memilih dengan bijak dan tanpa tekanan," jelas Haerul.